Halo semua 😀 , Pada Juli 2018 lalu, saya dan keluarga berkesempatan liburan ke Lombok dan menyempatkan main ke Gili Trawangan, ya, itu sebulan sebelum Lombok dilanda banyak gempa yang menewaskan lebih dari 500 orang.
Gili Trawangan merupakan salah satu dari 3 Gili yang terletak di barat pulau Lombok, tapi lebih ke utaranya, Gili Trawangan yang ukuran pulaunya lebih besar sekaligus yang paling jauh dari Lombok, bila dibanding Gili Air dan Gili Meno.
Saat naik taksi, kami diberi tahu bahwa di Gili Trawangan didominasi oleh Bule, dan perjalanan kesana cukup “asyik”, gimana ya maksudnya?
Kalo mau ke Gili Trawangan bisa banyak cara dan banyak tempat 🙄 , tapi yang populer adalah melalui pelabuhan Bangsal dan naik Slow Boat seharga 15 ribu Rupiah, atau bisa juga naik Speedboat dengan harga mulai 250 ribu untuk sekali jalan.
Perjalanan naik slow boat menurut saya cukup horror karena hantaman ombak membuatnya terasa rawan, guncangan luar biasa sampai-sampai banyak penumpang lain yang berzikir dan histeris , mungkin ini yang dimaksud “asyik”.
Perjalanan tersebut tidak sampai 30 menit, jelang sampai Gili Trawangan, bibir pantai dipenuhi perahu penumpang dan speedboat, terlihat juga ada masjid dengan kubah yang megah, mantap nih!!
Sampai di Gili Trawangan
Lah, trus ada acara apa ke Gili Trawangan? Hmm,,,, acara awalnya sih pingin melihat situasi disana dan sekaligus mau snorkeling. Jadi awalnya kesana itu gak ada rencana, gak jelas bgt deh 😆
Di pulau ini tidak ada kendaraan bermotor, adanya semacam dokar kecil yang ditarik kuda, diameter pulau ini kecil dan kalo jalan kaki, bisa dikelilingi melalui bibir pantai tidak sampai 1 jam saja. Jadi coba aja deh keliling pulau.
Transportasi disini selain dokar, juga ada sepeda, biaya sewanya bervariasi tergantung penyedia, salah satu yang saya temui membanderol sebesar 25000 per 6 jam, atau 50000 sehari, wowww…!!
Pantai di Gili Trawangan ini harus diakui begitu jernih dan indah, dan sangat bersahabat buat bermain air dan berenang. Oh iya, banyak orang yang menganggap pulau ini adalah pulau pesta (party island), kayaknya saya makin paham maksudnya.
Di tengah pulau, banyak berdiri hotel, vila dan penginapan lain, dari yang parah sampai yang syariah, berdempet-dempet dan masuk melalui gang.
Selama berkeliling, sepanjang pantai ketemu sama banyak tumpukan kardus bir, dan sepanjang jalan lebih banyak ketemu sama bule dibanding orang Indonesia, turis disini begitu majemuk, mulai dari Amerika, Eropa, Cina, wajah-wajah India dan Bangla, bahkan yang wajah-wajah arab juga banyak.
Jalanan pinggir pantai Gili Trawangan didominasi bule, dari yang berpakaian mini sampai yang berbikini saja, dan belakangan saya diberi tahu bahwa kalo beberapa spot di pulau ini juga banyak yang gak pakai baju sama sekali alias tanpa sehelai benang pun.
Oke, namanya aja pulau pesta ya, jadi mungkin udah ketebak arahnya kemana.
Harga barang-barang di pulau ini cukup mahal, harga bule yaa, hahaha, malah ada beberapa toko yang mencantumkan harga dalam US$, bukan Rupiah,,, jadi rasanya kayak di luar negeri betulan, wkwkwk
Misalnya rujak biasa harga 12000, nasi ayam bakar plastikan sedang 20000, gorengan 3000 kalo beli 2 jadi 5000, dan lain-lain, langsung ngeper begitu tau harganya.
Setelah itu terdengar Adzan yang berkumandang syahdu, langsung lah mampir ke Masjid besar dan luas disana. Sempat terbersit, kalo disini, kira-kira sehari nambah dosa berapa yaa??
Waktu yang dinantikan tiba, ada panggilan untuk memulai acara snorkeling.
Sebenernya sempat mampir juga ke Gili Air, tapi cuma numpang singgah saja, untuk kemudian kembali ke Pelabuhan Bangsal, Lombok.
MnM