Akhir-akhir ini keluar lagi fatwa MUI yang kontroversial,,, setelah kemarin dibilang Infotainment Haram, sekarang Pasangan bukan Muhrim Yang berboncengan naik motor Yang Haram… Alasanya memang masuk akal yaitu mencegah tindak pelecehan seksual dan Menjauhi Zina.
Yupz… dari segi Agama memang sih itu wajar dan perlu, namun gimana dengan rakyat kebanyakan… misal tukang ojek, dan tukang jemput…?? Yah,,, wacana diatas emang meresahkan, karena itu berarti pengurangan nafkah mereka sehari-hari, karena bakalan ada namanya Ojek cewek.
Menurut pendapat saya, kembali ke niat masing-masing, jika kita berboncengan dengan disertai nafsu… itu baru yang namanya haram, nah kalo dengan tujuan mencari nafkah tanpa pikiran yang macem-macem, itu bukan masalah.
Dari beberapa sumber yang saya dapetin, mereka nggak mau ambil pusing dengan fatwa itu, tapi yang di TV malah sebaliknya… reaksi mereka cukup ‘ada’ dan ‘terlihat’. Jika ada yang menentang, tentu mereka hanya melihat di sisi negatif fatwa tersebut, kalo ada yang mendukung. Tentu sisi positifnya aja yang dilihat.
Gimana pendapat bro semuanya…?? Silahkan dikomentari,,, semoga bermanfaat
MerconC – Bali Island
Pertamaxxx
tergantung niatnya dan pelaksanaan lah bro, MUI bikin fatwa gitu ada solusinya ga???
Animasinya keren…
gagal pertamaxxxxx
sami’na wa atho’na…
hmmm…koq dikit-dikit difatwa haram tho??? lahhh gimana dengan nilai kemajemukan diIndonesia kalau begini caranya…. 🙂
kalo patokanya uda agama ya apapun alesanya ga boleh ya tetep ga boleh, tapi namanya manusia hidup di dunia inidgn sgala kebutuhan nya ya setuju ma lekdjie, sak pol kemampuan aja ya lek? ;p
@dnugros : fatwa ni bwt muslim aja,wong yg ngeluarin MUI (majelisnya ulama muslimin indonesia) koq,jd yg non-muslim g usah pusing..
Idem karo lekdjie.. Kami mendengar dan kami patuh..
@dhuwurs,,maksud lekdjie itu,sami’na wa atha’na itu kami mendengar dan kami patuh.. 🙂
solusinya ya? Jadi setiap muslim dan muslimah itu punya pemahaman dan kesadaran akan batasan interaksi antar lawan jenis,nah kalo udah begini,jadi gampang, misal,kalo seorang muslimah ingin pergi ke suatu tempat,nah suaminya/mahramnya akan dengan sadar menemani dan mengantarkan ke tempat tujuan,jd g perlu dibonceng ma laki2 asing… G repot kan?
Jd sebenernya yg membelenggu seseorang untuk menjalankan perintah Allah itu,ya cuma asumsi2 yang kalo ditelaah,ya g esensial bgts 🙂
@zukro, ya maksudnya habis itu di lanjutin dgn sebisa kita, semampu kita
mmm… Sami’na wa atha’na itu.. Kami mendengar dan kami patuh, patuh tanpa ada SYARAT dan NGELES(opo yo bhs indo nya,cari2 alasan 🙂 )
Saat imam takbir,ya kita ikut takbir,saat rukuk,ya melu rukuk,saat sujud ya ikut sujud.. 🙂 CMIIW
siap laksanakan… kecuali darurat.. 🙂
ane yg pertama menentang
@asmarantaka.
Apa takut celengan UG’mu dilirik orang lain ya???? 😀
@shu_enk
iya juga… malahan ojek cowok berkurang,,, malahan mau ada ojek cewek segala,,,
kalo udah gini harusnya lebih spesifik lagi, mana yang harus diharamkan dan mana yang ditoleransi…
@maskur
kurang pagi…
@lekdjie
siiippp mengaplikasikan bulan ramadhan…
@dnugros 5
iya nih, ada wacana Blackberry ama nfotainment haram… vaksin meningitis buat calon jemaah haji juga haram, padahal cuma itu solusinya…
@dhuwurs
ikut setuju…
@zukro
yup,,, kalo ditelaah lebih jauh lagi fatwa tersebut perlu ditambah keterangan lagi yang lebih spesifik,,, kalo semuanya diharamkan,,, yaaa… 😯
Tapi namanya pekerjaan misal tukang ojek dll. juga jangan dilupain,,, mereka kan mencari nafkah dengan hati baik,,, dan dengan niat nggak macem-macem,,,
@pemain baru
yaa,,, semampu kita ajalah,,,
wah, kurang setuju neh, karena sensasi berboncengan dengan cewe itu beda banget om
masalah akan menjurus ke Zina, keknya itu dikembalikan dari diri masing-masing 😀
🙂 @ mercon, yg perlu ditelaah bukan fatwa MUI yg mengharamkan berboncengan non mahram..tp yo alesan2 kenapa menentang itu.. Misal sebenarnya motif apa dibalik penentangan trhadap fatwa itu,ya biasanya,yang dijadikan tameng pertama kali yo HAM.’kalo fatwa itu keluar,tukang ojek g bs makan..’,trus pasti ditanya solusi,sama sprt kasus fatwa rokok trdhulu,pasti yo ngeles nya pake HAM.. 🙂
padahal kalo ditinjau dg hati yang bersih dan jernih,fatwa2 MUI yg dikeluarkan itu untuk kemaslahatan umat.. Wong isinya MUI itu ulama2 yg paham dg islam, ya kalo ente orang islam,pasti tau dong islam itu rahmatan lil ‘alamin.. 🙂 islam dg segala syariatnya membawa rahmat untuk seisi bumi.. 🙂 jd knp ditentang?? Itu yg harus ditelaah mas bro…..
Setuju sih gw….
Jangan tebang rata, kalau niatanya membantu temen tanpa ada maksud apapun ya boleh dong.
Setuju aja sih meski ntar ane melanggar terus..Xixixi
sekali lagi ane bilang (sebelomnya di status FB 😀 )
fatwa haram bukan aturan hukum, jadi kalo dilanggar pun ngga bakal masuk penjara 😀
tanggung jawabnya di akhirat nanti, apa ente ngebonceng yg bukna muhrim atas dasar nafsu ato ngga.. 😀
cmiiw..
dan alhamdulillah, ane jarang bonceng wanita yg selain muhrim ane… 😀
@motor kencang
haha,, sampeyan ini… dasar… 😆 ya memang sih gitu… tapi ya mau gimana lagi, fatwa kalo keluar kan emang udah ada pertimbanganya,,,
@zukro 19
Nah, tapi ni masih belum jelas, apa untuk seluruh lapisan masyarakat atau hanya kalangan muslim sendiri, Indonesia kan negara sekuler. jadi perlu dipertimbangkan jika harus diaplikasikan ke seluruh lapisan masyarakat,,,
Yaa,,,jadi sebaiknya sekali lagi MUI harus menyediakan solusi yang pantas dan tanpa was-was dari kalangan bikers.
@arantan
intinya menurut saya tergantung niat aja,,, jadi haram dengan disertai nafsu gitu…
@adicuzzy
yiahahahaha… tingatkan…
@nunoe
Wah, pendapat bro ini paling mantep deh,,, saya setuju ajah, pertanggungjawaban bukan di dunia tapi di akhirat. Jadi itu juga bisa berarti kembali ke diri masing-masing.
Bikernya saja nggak mikir macem2, kok mui mikirnya sampai segitu. Apa isi pikirannya cuma nafsu saja, kok semua orang dicurigai. Ingat, kalau kita menunjuk sesuatu, jari yg lain menunjuk ke diri kita. Jangan pakai cara berpikir kita (yg penuh nafsu) utk mengukur orang lain. Tidak semua orang pikirannya sejorok ini.
^
^
^
MUI juga gak bodoh to mas, lha wong namanya bukan muhrim tu kalo deket2 ya tetep buruk to mas, apalagi liat kenyataannya sekarang pergaulan bebas makin merajalela…
@Joko
Sekali lagi nggak semua biker itu bener dan nggak semua biker itu salah, ada yang tahan godaan ada yang nggak semua itu tergantung ke diri masing-masing…
kalo nggak kuat mending nggak usah,…
@adicuzzy
kalo pergaulan bebas kan emang udah dari dulu,,,, cuma nggak terbuka,,, itu aja…
Jadi ingat kasus inul vs roma, memang 22nya nggak sempurna, tapi pakai logika kelihatan jelas tingkat moralnya.
haha,,, sekarang yang diboikot udah sadar,,, dan kembali ke jalan yang agak lurus…
wahai manusia,
bertaqwallah kepada allah, dan takutlah akan azabnya,
sesungguhnya manusia dan jin di ciptakan untuk beribadah semata,
dengan mengerjakan perintah perintah dan menjaauhi larangan larangannya,melalui lisan rasullahnya, dan kewajiban hambanya adalah patuh dan taat,
dan ketahuilah bahwa islam adalah agama yang sempurna,
kalaulah perintah dan larangan nya tidak bisa di cerna atau tidak bisa diambil hikmahnya bukan berarti aturannya yang salah tetapi karena akal-akal kita yang tidak sampai karena jauhnya kita dari ilmu agama, kurang atau bahkan tidak pernah belajar agama dengan serius.
tidakkah kalian melihat hadits ketika rasul memerintahkan kepada ummatnya untuk mengusap khuf(kaos kaki atau sepatu) pada bagian atas nya bukan pada bagian bawah sepatu yang lebih kotor, dalam bab bolehnya seseorang mengusap sepatu atau semisal dalam wudhu. apakah kalian akan menentang karena secara akal tentu yang lebih berhak untuk dibersihkan adalah bawah sepatu yang kotor bukan atasnya???
maka inilah ayat dan hadits tentang nya, mudah mudahan kalian bertaqwa.
dan hati hatilah karena rasul berkata; barang siapa yang membenci sunnahku maka dia bukan dari golonganku. dan juga dari ayat alquran tentang ancaman menentang perintah allah dengan azab neraka.
kami yakin sesungguhnya kalian hanyalah menuruti hawa nafsu saja, coba berikan argument dengan dalil-dalil bahwa beboncengan lawan jenis itu boleh menurut syariat islam.
1. Memandang wanita yang tidak halal baginya
“Katakanlah (wahai nabi), kepada laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka.” (An-Nur: 30-31)
2. Menyentuh wanita yang bukan mahramnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لأَنْ يَطْعَنَ فيِ رَأْسِ رَجُلٍ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيدٍ خَيْرٌ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لاَ تَحِلُّ لَهُ
“Seorang ditusuk kepalanya dengan jarum dari besi adalah lebih baik ketimbang menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ath-Thabarani, no. 16880, 16881)
3. Berkhalwat (berduaan) di tempat sepi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memperingatkan dalam haditsnya yang agung:
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ كَانَ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ
“Tidaklah seorang lelaki berduaan dengan seorang wanita kecuali yang ketiganya adalah setan.” (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad)
semoga beguna bagi orang-orang yang dibersihkan hatinya.
@^
amiiieennnnn…
makasih mas atas pencerahanya,,,,
ya, orang boleh berpendapat bro. Tapi jika dibanding pendapat orang dengan pendapat ulama, gua pegang pendapat ulama bro. Ulama itu pewaris para nabi bro. Setelah Nabi gak ada, maka merekalah yang akan mengambil keputusan2 dengan ijtihadnya. Dan itu gak sembarang2 bro, mereka gak ambil fatwa sekenanya aja bro. Itu sudah melalui pertimbangan dengan keilmuan yang mendalam.
Ya, kembali ke konsep awal bro. Semua terserah lo. Yang penting setiap tindakan, perkataan, baik yang diucapkan dengan lidah maupun dengan hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah bro. Dari pada gua berpendapat sendiri lalu salah, mending gua ikut pendapat ulama aja bro.