Utang dan Inflasi: Dua Kombinasi Ngeri di Rezim Citra (2015)

grafik dollar rupiah

Halo bro semua 😀 , Langsung aja to the point, belum lama ini, sekitar awal Agustus saya dicurhatin ama supplier, lebih tepatnya sih mantan supplier barang, dan sebenernya juga kurang tepat kalo dibilang curhat karena saya yang meminta info langsung… hmmm…

Jadi gini, dulu sang Supplier ini termasuk salah satu suplier aktif saya sampai 2013, supplier yang ‘Royal’, ada alasan khusus mengapa saya sudah gak jadi pelanggan nya lagi.

Sampai Awal Agustus 2015 lalu masih eksis, tapi antara Februari – Agustus 2015 ini paling “nongol” cuma sekali, waktu kemarin singgah, dia bilang bisnis menurun drastis, daya saing masih bagus, tapi sayangnya biaya bahan baku yang meningkat ditambah rasio utang yang cukup besar membuatnya jadi “penyakit”

hiraukan gambar ini

Tepatnya kombinasi yang ngeri antara Inflasi dan Utang, misalnya begini… ada pelanggan yang nge-bon sekian juta Rupiah tahun 2014 awal dimana dollar masih di rentang 12 ribuan dengan jatuh tempo sekitar 2 tahun, di 2015 ini ternyata Dollar menguat dan secara otomatis membuat harga produk impor jadi lebih mahal.

Misal begini, pake hitungan kasarnya aja ➡

Supplier A memberi hutang ke Pelanggan B pada Awal 2014 saat Dollar masih 12000, harga barang impor $7.8/pcs sehingga harga bila dikonversi adalah Rp. 96.000,-, si B membeli 100 pcs ke A dan jatuh tempo 2 tahun. Total belanja 9,6 Jt.

Agustus 2015 ternyata B melunasi ke A, harga barang $8 tapi kurs Rupiah terhadap Dollar mencapai 13.850 plus kenaikan tarif ongkir jadi harga barang tersebut jadi Rp. 116.000,- , bila harga berdasarkan ke Dollar maka harusnya B membayar ke A mencapai 11,6 Jt, si Supplier ini bisa saja meminta sejumlah tersebut, tapi memutuskan untuk tetap di 9,6 Jt, alias A tekor 2 Jt.

Sudah jelas kah? Melemahnya Rupiah terhadap Dollar mengakibatkan inflasi secara langsung (Inflasi kan ya sebutannya :mrgreen: )

Mungkin kenaikan tarif JNE dan POS masih belum seberapa, tapi kalo kenaikan biaya transportasi kargo dan BBM efeknya bisa langsung.

Ketika iseng saya sarankan supplier A buat menaikkan tarif utang berdasarkan dollar, saya malah dibuat kagum ama jawabannya, “Gak mau lah, nanti kalo dihitung sebagai ‘Riba’ gimana? Malah kena Dosa”, Wew,,, saya juga gak begitu ngerti hukum nya, tapi itu saya akui sebagai jawaban seorang Muslim.

Sekarang Supplier ‘Royal’ ini tidak mau lagi menerima supplier yang pingin nge-bon, kadang terselip sindiran terhadap rezim yang kurang ahli menangani Indonesia, namanya Rezim Citra 😆 , Jadi inget salah satu ungkapan “Jika suatu urusan tidak diserahkan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancurannya”

MnM

3 Responses to “Utang dan Inflasi: Dua Kombinasi Ngeri di Rezim Citra (2015)”
  1. java36 August 21, 2015
  2. nbsusanto August 21, 2015
  3. ECU Pirelli August 21, 2015

Leave a Reply

%d bloggers like this: