Broadcast Kabut Asap Riau : Simbol Pesimistis orang Indonesia

broadcast sampah abis
Halo bro semua 😀 ,Beberapa hari ini seperti yang kita tahu, kabut asap yang menyerang Riau dan sekitarnya memang parah, kualitas udara yang buruk dan tidak kunjung membaik, tapi lucunya saya menerima broadcast pesan bertubi-tubi yang menurut saya adalah simbol pesimistis orang Indonesia, kira2 seperti ini

SURAT RIAU UNTUK INDONESIA ” Dear Yth. presiden RI bapak Susilo Bambang Yudhoyono yang sebentar lagi akan habis masa jabatannya. Titik api di sekitar kami bukanlah simbol kemarahan Allah, tapi simbol keserakahan dan bukti ketidakpedulian negara.
Bapak mau kesini sekarang ? bandara ditutup pak, lagipun tak ada anak sekolah yang menyambut bapak, sekolah di liburkan. Mau menempuh jalan darat? bahaya pak, asap tebal tidak bagus untuk kesehatan bapak dan ibu ani.
Biarkan saja seperti ini, kami ikhlas mati pelan-pelan karena ISPA, karena ketidakberdayaan kami di sini. Kami pasrah, mungkin ini kehendak Allah. Bagi saudara/i kami di daerah lain, kami sangat berterima kasih atas doa yang selalu kalian panjatkan. Berita dari berbagai media katanya Pekanbaru sudah tidak layak huni lagi karena 5% udara yg bersih yang bisa di hirup. Innalillah ~..Pray for Riau..
Pemerintah pusat sudah tidak peduli pada kami.Hari ini puncaknya 6 juta rakyat Riau terkena kanker paru-paru, terutama anak-anak. Sepertinya lebih peduli pada pesawat jatuh atau pencapresan Jokowi dari pada nasib 6 juta rakyat Riau. Padahal Riau salah satu penyumbang devisa terbesar negara.
Tolong sebarkan karena media TV dan Koran tidak banyak memberitakan, terlalu sibuk dengan pesawat malaysia yang jatuh atau Jokowi yang maju jadi capres. Hanya doa yg bisa kami harapkan, sebelum rakyat Riau mati pelan-pelan & lari disini. ”
( Warga Riau – Indonesia )

broadcast sampah
Maaf ya, broadcast pesan diatas terkesan lucu dan ambigu karena banyak kontradiksi dan plin plan dalam susunan katanya, mari kita bahas ➡

Alinea pertama : SURAT RIAU UNTUK INDONESIA ” Dear Yth. presiden RI bapak Susilo Bambang Yudhoyono yang sebentar lagi akan habis masa jabatannya. Titik api di sekitar kami bukanlah simbol kemarahan Allah, tapi simbol keserakahan dan bukti ketidakpedulian negara.

Tau darimana kalo itu bukanlah simbol kemarahan Allah?

Alinea Kedua : Bapak mau kesini sekarang ? bandara ditutup pak, lagipun tak ada anak sekolah yang menyambut bapak, sekolah di liburkan. Mau menempuh jalan darat? bahaya pak, asap tebal tidak bagus untuk kesehatan bapak dan ibu ani.

Inilah lucunya orang Indonesia, ketika tidak dikunjungi, malah mengumpat dan bilang tidak peduli, tapi begitu akan dikunjungi, tetep juga diumpat (dipesimiskan 🙄 )

Alinea Ketiga  : Biarkan saja seperti ini, kami ikhlas mati pelan-pelan karena ISPA, karena ketidakberdayaan kami di sini. Kami pasrah, mungkin ini kehendak Allah. Bagi saudara/i kami di daerah lain, kami sangat berterima kasih atas doa yang selalu kalian panjatkan. Berita dari berbagai media katanya Pekanbaru sudah tidak layak huni lagi karena 5% udara yg bersih yang bisa di hirup. Innalillah ~..Pray for Riau..

Gak konsisten amat, minta dibiarkan, dan sudah ikhlas mati pelan-pelan karena ISPA, mungkin karena kehendak Allah, lha trus di Alinea pertama itu apa bukan kehendak Allah juga? . Lagian kalo sudah ikhlas kenapa mengumpat, mengapa tidak memiliki semangat juang? padahal Indonesia sendiri dibangung dengan perjuangan. Ada majas ironi disini.

Alinea Keempat : Pemerintah pusat sudah tidak peduli pada kami.Hari ini puncaknya 6 juta rakyat Riau terancam kena kanker paru-paru, terutama anak-anak. Sepertinya lebih peduli pada pesawat jatuh atau pencapresan Jokowi dari pada nasib 6 juta rakyat Riau. Padahal Riau salah satu penyumbang devisa terbesar negara.

Semoga doa tersebut tidak terkabul, dibilang pemerintah pusat sudah tidak peduli, lalu maksud Alinea kedua apaan? kok plin-plan begitu? Soal pesawat jatuh dan pencapresan Jokowi, saya sih setuju dengan itu 🙄

Alinea Kelima : Tolong sebarkan lewat BBM dan facebook karena media TV dan Koran tidak banyak memberitakan, terlalu sibuk dengan pesawat malaysia yang jatuh atau Jokowi yang maju jadi capres. Hanya doa yg bisa kami harapkan, sebelum rakyat Riau mati pelan-pelan & lari disini. “

Khas pesan broadcast, misi utama pembuat pesan broadcast adalah membuat kalimat yang lebay dan provokatif, sehingga pesan tersebut begitu menyentuh sehingga pesan tersebut tersebar luas.

Teleonference antara Pak SBY dengan Wagub Riau :roll:

Teleonference antara Pak SBY dengan Wagub Riau


Disini yang menjadi simbol pesimistis adalah si pembuat broadcast, orang yang menyebarkannya, dan orang yang termakan isi pesannya, rata-rata hanya membaca dan tersentuh tanpa mengetahui kebenaran dan makna nya, apalagi momen yang bersifat menghasut seperti ini sangat pas bila disandingkan dengan pemilu sebentar lagi, saling menjatuhkan antar partai.
Isi pesan ini bisa jadi bagi orang awam yang tidak tau apa-apa sangat menghasut dan melemahkan mental, jadi siapapun yang mem-broadcast pesan tersebut, turut berkontribusi menghasut dan melemahkan mental orang lain yang membacanya, Last, jadilah orang yang optimis, berpikir positif dan cerdas, saya sendiri bakal langsung men-delcont siapa saja yang membroadcast pesan ini ke BBM saya, karena selain longpost, juga agak lebay 😳
Oh iya, saya turut senang kemarin Riau hujan lebat waktu pak SBY kesana, semoga cepat pulih kembali, dan rakyat yang melakukan pembakaran bisa segera ditindak. Sekian,,, maaf kalo ada kata yang gak berkenan 😉
MnM

One Response to “Broadcast Kabut Asap Riau : Simbol Pesimistis orang Indonesia”
  1. gaplek mania March 16, 2014

Leave a Reply

%d bloggers like this: